.png)
Bagaimana Strategi Pendidikan Pemilih Menghadapi Pemilu 2024?
Kediri, kab-kediri.kpu.go.id - Selasa (8/3/2022) via youtube, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kediri mengikuti Dialog Virtual Serial #4 Pendidikan Pemilih mengangkat tema “Tantangan Kompleksitas Pemilu 2024 dan Strategi Pendidikan Pemilih Pemilu” digelar KPU Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) secara daring.
Narasumber pada dialog virtual ini, antara lain Anggota KPU RI I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, Ketua KPU Provinsi Sulteng Tanwir Lamaming, Anggota KPU Provinsi Sulteng Sahran Raden, dan Akademisi UIN Jakarta Dzuriyatun Toyibah.
I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi menuturkan dalam menghadapi Pemilu 2024 tentu akan kompleks dalam setiap persiapan bahkan pada saat pelaksanaannya pula. Sinergitas dan kolaborasi menjadi aspek penting dalam menghadapi kompleksitas Pemilu dan Pemilihan serentak 2024.
"Kami, KPU meyakini peran para pihak, akademisi, pegiat pemilu, menjadi penting menghadapi tahun 2024 nanti. Harapannya dengan adanya koordinasi seperti ini, penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan serentak tahun 2024 akan dapat berjalan dengan baik,” kata Dewa.
Selanjutnya, Tanwir Lamaming menyinggung terkait regulasi, harapannya tidak akan ada revisi sehingga terhindar dari perubahan. Idham menambahkan terkait berita hoaks dan disinformasi yang merupakan salah satu tantangan, maka antisipasi harus dilakukan dengan memikirkan cara menekannya pada Pemilu dan Pemilihan tahun 2024.
“Senjata untuk mengantisipasi tantangan kompleksitas pada Pemilu mendatang adalah dengan menekankan Pendidikan Pemilih, karena “Kewajiban kita mencerdaskan bangsa, spesifik pemilih, wajib bagi kita semua," ucap Tanwir.
Setuju dengan Tanwir, Sahran juga berharap tidak ada revisi terkait regulasi. Sahran meyakini UU yang digunakan sebagai pedoman pada Pemilu dan Pemilihan tahun 2024 berpotensi menimbulkan kompleksitas seperti yang terjadi pada Pemilu tahun 2019.
“Itu akan bisa terjadi juga pada pemilu 2024, saya mengkategorikan ada beberapa isu dan problematika 2024, seperti hoaks, politik identitas, politik uang, kampanye dan DPT, dan sebagainya," ujar Sahran.
Terakhir, Dzuriyatun menyampaikan bahwa tantangan Pemilu dan Pemilihan dari tahun ke tahun cenderung sama yakni mengenai politik uang, maka cara pencegahan yang dilakukan adalah dengan mengecek presentasi daftar pemilih tetap apakah mengalami penurunan dari tahun ke tahun atau tidak.
“Pencegahan terhadap berbagai tantangan pun saya nilai perlu dipikirkan dan menjadi bagian dari tujuan jangka panjang dan bukan sekedar sesuatu untuk menghadapi pemilu. Jadi ini saya mau melihat meningkatnya partisipasi masyarakat dilihat dari partisipasi yang berkualitas, itu adalah bagian upaya meningkatkan demokrasi dan pemilu,” pungkasnya. (pnj)