
Pentingnya Memahami KEPPRES NO.2 TAHUN 2022 Dalam Memperingati Hari Penegakan Kedaulatan Negara
Kediri, kab-kediri.kpu.go.id - Senin (7/3/2022) via youtube, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kediri mengikuti webinar dengan Tema memahami Keppres no. 2 tahun 2022 tentang: hari penegakan kedaulatan negara. Webinar ini digelar Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri secara daring.
Pada kesempatan kali ini, hadir sebagai narasumber dari Kadis Kebudayaan Provinsi D.I. Yogyakarta Dian Lakshmi Pratiwi, Sejarawan UGM Sri Margana dan Julianto Ibrahim. Tak lupa sambutan pembuka disampaikan oleh Dirjen dan PUM Kemendagri Bahtiar, dan Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Ada ribuan pelaku sejarah yang terlibat dalam peristiwa penegakan kedaulatan negara dan ratusan pemimpin-pemimpin utama yang dalam naskah akademik telah disebut sesuai dengan porsi masing-masing. Tidak ada satu tokoh pun dalam sejarah yang memiliki peran penting dalam peristiwa yang terjadi. Termasuk Letkol Soeharto yang ditunjuk memimpin Serangan Umum di pusat kota. Naskah ini justru menempatkan tokoh-tokoh penting yang dalam historiografi di masa lalu dihilangkan atau direduksi perannya.
“Keppres bukanlah historiografi. Keppres disusun dalam bahasa administratif ringkas namun representatif. Fungsinya lebih sebagai keputusan penetapan Hari Penegakan Kedaulatan Negara sebagai event nasional untuk membangun nasionalisme dan semangat mengisi kemerdekaan dan bukan legitimasi historiografi,” jelas Sri Margana.
Selanjutnya Julianto Ibrahim menjelaskan bahwa hari penegakan Kedaulatan Negara didasarkan pada serangkaian peristiwa, sedangkan Serangan Umum 1 Maret 1949 hanya sebagai momentum dan dijadikan penanda hari penegakan kedaulatan ini. 17 Agustus 1945, Indonesia sudah mendapatkan kedaulatan, namun mendapatkan gangguan dan tantangan pada saat sekutu datang pada September 1945, sekutu diboncengi oleh NICA. Jadi banyak peristiwa dari kedatangan sekutu, seperti 5 hari di Semarang, Bandung lautan api, medan area, dan puncaknya adalah tanggal 10 November. Inilah penyebab Indonesia tidak aman terutama Jakarta
“Berita Serangan umum disebarkan melalui pemancar radio di Playen GK oleh Kapten Budiharjo, ke markas PDRI Sumatera Barat, lalu dipancarkan ke Takengon Aceh, dikirimkan ke Radio Burma, kemudian diterima AII India Radio New Delhi, dan disebarkan ke seluruh dunia,” jelas Julianto.
Selanjutya Dian menambahkan “Hari Penegakan Kedaulatan Negara (HPKN) dirumuskan tanpa penokohan terhadap figur tertentu yang dianggap memainkan peran sentral dimaksudkan untuk memberikan kejernihan berfikir bahwa upaya menegakkan kedaulatan negara bukanlah upaya individual tetapi sebuah upaya yang dilaksanakan secara kolektif seluruh komponen bangsa,” tutupnya. (pnj)